Senin, 17 Februari 2014

SEJARAH SINGKAT GAMPONG MEUNASAH BARO

SEJARAH SINGKAT GAMPONG MEUNASAH BARO
     Nama Gampong Meunasah Baro berasal dari kata Meunasah yang berasal dari kata MADRASAH” berarti tempat pengajian dan “Baro yang artinya baru.
Pada mulanya Gampong Meunasah Baro dihuni oleh satu keluarga dalam satu baris keturunan. Jumlah rumahnya hanya sekitar 10 rumah yang hubungan diantaranya merupakan kerabat antara satu dengan yang lain. Letak Meunasah Baro Lamlhom pada saat itu berada di lampoh bagan ± 20 meter dari letak Meunasah sekarang.

     Kemudian Meunasah tersebut dibakar oleh Tentara Belanda pada tahun 1925. Akibat Meuasah dibakar oleh tentara belanda, maka pada tahun itu juga oleh Keuchik dan masyarakat saat itu memindahkan lokasi Meunasah ke Lambee yang terletak di sebelah selatan jalan Lamlhom – Lamgirek. Meunasah yang sederhana tersebut setelah dibangun diberi nama “Tok Nawa” dengan ukuran ± 8x5 meter. Warga Meunasah Tok Nawa merasa bahagia karena setelah Meunasah dibangun banyak dihuni oleh para pengungsi dari Lampuuk, karena pada tahun 1943 seluruh rumah warga Lampuuk habis dibakar oleh Tentara Jepang, hingga mereka mengungsi ke Lamlhom dan tinggal bersama dan berinteraksi dengan penduduk Meunasah Tok Nawa.

     Tidak lama kemudian keberadaan Meunasah Tok Nawa tersebut mendapat teguran dari Tentara Jepang karena letaknya di sebelah selatan jalan Lamlhom – Lamgirek yang merupakan wilayah larangan mendirikan bangunan dan harus disingkirkan, namun masyarakat Meunasah Tok Nawa tidak menghiraukan perintah tentara Jepang tersebut hingga Jepang kembali ke negaranya pada tahun 1945 bertepatan dengan Indonesia Merdeka.

     Di Era kemerdekaan, warga Meunasah Tok Nawa segera membongkar bangunan Meunasah Tok Nawa dan memindahkannya ke lokasi baru yaitu ke lokasi sekarang di Meunasah Baro. Masyarakat Meunasah Tok Nawa juga membangun kembali rumahnya masing-masing di tempat baru dan pengungsi Lampuuk pun pulang dan membangun kembali rumahnya di lokasi semula. Atas dasar pemindahan dan pembangunan kembali Meunasah di lokasi baru ini maka disebutlah MEUNASAH BARO”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar